TEMPO.CO, Makassar - Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, Jumat pagi, 7 Agustus 2015, baru saja menggelar serah terima jabatan dari Ketua Umum yang lama, Din Syamsuddin, kepada Ketua Umum periode 2015-2020, Haedar Nashir. Pergantian pejabat merupakan puncak muktamar, yang rencananya ditutup siang ini oleh Wakil Presiden M. Jusuf Kalla.
Sebelumnya, Haedar ditunjuk menjadi ketua umum oleh 13 formatur baru PP Muhammadiyah. Proses pemilihannya hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit lewat dalam sidang tertutup di luar pleno muktamar. Pemilihan itu sudah banyak diprediksi, karena sebelumnya Haedar menempati urutan teratas dalam pemungutan suara 2.000 peserta muktamar terhadap 39 daftar calon tetap.
Di lingkungan Muhammadiyah, Haedar Nashir bukan orang baru. Bisa dibilang dia besar dan tumbuh bersama organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan. Haedar merangkak dari bawah. Tahun 1983 dia mulai menjabat Ketua I Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Sejak tahun 1985 hingga 1990, Haedar dipercaya mengisi Deputi Kader PP Pemuda Muhammadiyah. Selanjutnya menjadi Ketua Badan Pendidikan Kader (BPK) dan Pembinaan Angkatan Muda Muhammadiyah PP (1985-2000). Terakhir, dia menjabat Sekretaris PP Muhammadiyah pada 2000-2005, sebelum menjadi Ketua PP dua periode hingga 2015.
Lahir di Bandung, 25 Februari 1958, Haedar malah banyak aktif berkegiatan di Yogyakarta. Ia tercatat sebagai anggota Muhammadiyah di daerah tersebut. Juga rutin mengajar di Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Istrinya, Siti Noordjannah Djohantini, juga menjabat Ketua Umum PP Aisyiyah dan berpeluang besar terpilih kembali untuk periode kedua.
Selanjutnya: Apa Kata Din Syamsuddin?